Sabtu, 29 Agustus 2015
Peran Para Pemuda di Balik Kekuatan Pers
Selasa, 30 Juni 2015
Tak Sekadar Menjadi Jurnalis
Foto bersama Peserta Sekolah Kaderisasi AJI, Surabaya (2015) |
Minggu, 03 Mei 2015
Dibalik Tulisan yang Baik dan Rapi
Suatu hari
ketika tidak ada jadwal kuliah dan kegiatan di kampus, bersama teman kami berkunjung
ke kantor Harian Surya, salah satu perusahaan media yang cukup bergengsi di
Jawa Timur.
Tujuanku bertemu
Tri Hatma Ningsih, editor di koran ini sekaligus pengasuh rubrik citizen
reporter. Sebuah rubrik yang menampung tulisan dari berbagai masyarakat yang
tertarik menulis di Harian Surya.
Suasana di
ruang redaksi masih sepi. Jam menunjukkan angka 13.00 dan baru pada pukul
15.00, suasana ruang redaksi sudah mulai ramai dengan orang yang sibuk di meja
tugas mereka masing-masing.
Selama dua
jam, aku melihat cara Tri Hatma mengedit tulisan. Aku duduk di sampingnya. Aku terus
memerhatikan tulisan-tulisan yang dieditnya di layar komputer. Meskipun aku
duduk disampingnya, dia tidak terlihat sama sekali terganggu.
Setelah mengedit
empat tulisan dalam waktu yang singkat, dia mempersilahkanku duduk di kursi
yang dia tempati tadi.
“Ayo,
belajar edit !”
Dia
mengambil satu artikel. Aku pun juga mulai mengedit. Dan ternyata apa yang aku
edit juga masih jauh dari kata sempurna. Dia menunjukkan kesalahan dari artikel yang
aku edit.
Setelah berjuang
nyaris tiga puluh menit, baru artikel yang aku edit itu terlihat lebih menarik dan
tentu ini berkat arahan-arahan dari Tri.
Dan setelah
aku baca, ternyata artikel itu benar-benar menjadi sangat layak untuk
diterbitkan. Sebuah artikel yang sebelumnya terlihat “amburadul” tetiba disulap
sangat memikat.
Tahukah,
itu artikel siapa?
Artikel itu
kiriman dari warga yang ingin dimuat di rubrik citizen reporter di Harian
Surya.
Di balik
tulisan yang baik dan rapi. Selalu ada tangan-tangan para editor yang handal. Melalui
tangan-tangan cekatan sang editor, tulisan yang buruk pun dipermak menjadi
artikel yang cukup memikat dan menarik untuk dibaca.
Saat pamit
untuk pulang, Tri memperkenalkanku kepada dua orang pria. Mereka adalah wakil
pimpinan redaksi dan manager liputan.
Dan dipintu
keluar ruang redaksi, Tri menyampaikan, “Tulisanmu juga sudah rapi dan bersih.”
“Jarang sekali dipermak dan diedit lagi,” tuturnya.
Mungkin Tri
belum mengetahui untuk menulis satu artikel saja, aku perlu mengedit
berkali-kali dan membacanya berulang-ulang. Sebelum artikel itu dikirim ke
redaksi sebuah perusahaan media, apalagi sekelas Harian Surya.
Kamis, 26 Maret 2015
Siapa Kira Ngeblog tidak Bisa Kaya?
Kegiatan ngeblog ternyata juga bisa menjadi sumber untuk mendapat duit yang layak. Setidaknya, inilah yang pernah dirasakan oleh Harris Maulana.
Harris sendiri adalah seorang blogger yang sudah berkali-kali langganan juara kompetisi ngeblog.
Di buku yang ditulis Harris ini dikupas tips dan trik seputar cara-cara kreatif dan efektif untuk mendapatkan uang dari blog.
Melalui blog juga, ia mengajak pembaca
untuk menjadi berdaya secara prestasi dan finansial. Bagaimana caranya?