Penggunaan kata jihad akhir-akhir ini sering menggema
di ruang-ruang publik. Tidak jarang, segala bentuk pengrusakan rumah ibadah
berbeda keyakinan serta tindakan terorisme dimulai dengan spirit jihad.
Benarkah jihad semata-mata untuk melawan kemungkaran dengan cara seperti itu?
Rovi’i, salah satu penulis dari Bandung serta kader
Muhammadiyah ini mengulas perihal jihad melalui buku yang cukup layak dijadikan
cerminan bagaimana seharusnya umat islam, terlebih generasi mudanya memahami
kata jihad dan spirit yang terkandung dalam kata itu dengan tindakan yang
tepat.
Cover buku karya Rovi'i |
Buku berjudul “Kalau Jihad Gak Usah Jahat : meneladani
jihad akhlaq ala Rasulullah” ini, mengajak agar kita berefleksi, mungkin saja selama
ini kita menerapkan semangat jihad dengan cara yang kurang benar dan itu akan
menciderai citra Umat islam sendiri sebagai pengikut nabi yang mencintai
kedamaian.
Buku dengan 158 halaman ini, mengemukakan definisi
jihad dan beragam persoalan yang berkaitan dengan spirit jihad. Penulis
mencatat bila kata jihad disebut sebaganyak 36 kali dalam beragam bentuknya.
Istilah jihad dalam al-quran untuk menunjukkan perjuangan. Namun, tidak jarang
kata jihad dipersempit maknanya. sehingga, tidak jarang spirit jihad selalu
dikaitkan dengan perbuatan kekerasan, pertikaian dan terorisme di ruang publik.
Rovi’i memulai prolog dalam buku ini dengan memetakan
tahapan ketika Nabi memulai gerakan dakwah untuk mengajak masyarakat menjadi
bagian dari penganut agama Islam.
Menurut penulis buku ini, disebutkan selama 23 tahun
Nabi menyebarkan dakwah. Nabi melaluinya hanya 2 tahun dan 3 bulan melalui
dengan peperangan. (hlm. xx).
fase ketika di Mekah, kata jihad digunakan untuk
persoalan etis, moral dan spiritual. Pada fase Madinah, terjadi pemaknaan baru
tentang jihad sebagai perang fisik. Setelah Madinah kuat, jihad berubah menjadi
berjuang melawan agresi orang-orang mekah.
Setidaknya, kisah ini memberikan gambaran bila Nabi
sangat mengutamakan akhlaq dan sikap menjunjung tinggi perdamaian. Jihad
digunakan untuk melawan kemungkaran, tetapi fungsi jihad lebih dari itu.
Ibnu Abbas menjelaskan jihad adalah mencurahkan
segenap kekuatan dengan tidak takut untuk membela agama Allah dari cercaan dan
permusuhan.
Buku ini memberi kita pengetahuan terkait kata jihad.
Penulis juga menyebutkan pandangan Al-quran dan sahabat Nabi mengenai kata
jihad. Melalui buku ini, pembaca diajak untuk memahami dan melihat agar kata
jihad tidak dipakai dalam tindakan-tindakan yang bisa merugikan orang lain.
Dari buku ini, kita bisa memahami betapa jihad tidak
selalu tentang melawan kemungkaran (dengan cara kekerasan dan merusak ruang
ibadah umat berbeda keyakinan) dan bertentangan dengan ajaran islam yang
menjunjung tinggi akhlak mulia dan menghargai kehormatan umat manusia.
Buku ini juga menawarkan hal-hal yang perlu dilakukan,
yang tetap mengandung spirit jihad dalam upaya memberdayakan umat. Sehingga
kita senantiasa memberikan kontribusi dan dampak yang signifikan sekaligus
mewartakan agama islam sebagai agama pembawa kebaikan dan rahmah bagi alam
semesta, terutama orang-orang di sekitar lingkungan kita.
dengan kemajuan teknologi informasi, umat islam sudah
sepantasnya meneriakkan jihad untuk selalu mengembangkan kapasitas diri sebagai
umat teladan di ruang publik.
Dunia kini kian maju, jihad kebaikan tidak sekadar
dimulai dari lingkungan sekitar rumah, tetapi juga di dunia maya, dengan aktif
berbagi konten positif untuk saling mengingatkan umat untuk menegakkan
keadilan.
Jika kita seringkali melihat spirit jihad dengan hanya
orang-orang yang merusak tatanan sosial dan kebudayaan dan senang menjadikan
agama lain sebagai kambing hitam sasaran amarah. Buku ini sangat layak dibaca
agar kita senantiasa menambah wawasan perihal jihad yang mungkin kita salah
pahami arti dan penerapannya.
Rovi’i memang tidak salah menulis buku ini, sebab
ruang-ruang publik yang kita tempati, yang semestinya harmonis seringkali
ditumpahi gagasan-gagasan jihad dan membuat kita saling meratapi
setelah terjadi peristiwa-peristiwa pem-boman di beberapa tempat. Benar, kan?
Data Buku
Judul : Kalau Jihad gak usah
Jahat : meneladani jihad akhlaq ala rasulullah
Penulis : Rovi’i
Penerbit : Yayasan Islam Cinta Indonesia
cetakan : Pertama, September 2018
Tebal : 158
Peresensi : Fendi Chovi
0 komentar:
Posting Komentar