“Hidup terkadang memang kejam. Tapi, tuhan selalu
berlaku adil.” Itu ungkapan yang ditulis Tri Em pada halaman
depan buku Melawat Ke Timur : Menyusuri Semenanjung Raja-Raja karya Kardono Setyorakhmadi, wartawan Jawa Pos.
Foto Tanda Tangan Tri Em di buku Kardono |
Tanda tangan itu memang sengaja kuminta secara langsung kepada Tri Em, pegiat di situs Jomblo.co tepat saat kami kopdar di Angkringan Mojok tempo hari. Baca kisahnya klik di sini
Ungkapan tersebut, kemudian aku posting ke
wall facebook milikku plus dengan fotonya. Lalu, Tri Em juga menanggapi dengan
membuat cerita yang agak panjang sekali. Ini tanggapan dari Tri Em di dinding akun facebook-nya.
"Mas, boleh minta tanda tangan?" pinta Fendi.
"Lho, kok minta tanda tangan sama saya? Sama
penulisnya, Mas."
"Udah, Mas. Gak apa-apa."
Saya melirik ke arah Melfin dan Fajar, mereka tampak heran.
"Gimana nih?" tanya saya kepada sepasang jomblo ini.
"Tanda tangan aja
Mas," pinta Fendi untuk kali kedua.
Angkringan Mojok malam itu cukup
ramai. Saya menghela napas. Andai buku ini adalah Catatan Mantan Playboy,
dengan senang hati akan saya coret-coret tanpa rasa bersalah.
Sambil menggenggam pena, saya
berkata pelan, "Aku gak enak ini sama Mas Kardono."
Tak ada yang mendengar kalimat
itu. Mungkin terbawa Angin Kaliurang. Lalu hilang bersama wacana bertemu,
menonton film di bioskop, atau hal apa pun di kotanya pada tanggal 12 Desember
2016. Ia yang memasang senyum serupa tembok tebal bertuliskan "Bajingan
dan orang kota dilarang jatuh cinta!"
Wajah Fendi girang. Melfin dan
Fajar diam-diam memperhatikan. Dua mahasiswa filsafat, yang satu jomblo sejak
dalam pikiran apalagi perbuatan, sedang satu lagi berkata sedang mempersiapkan
rencana balikan dengan mantannya. Ingin hati saya berbisik di telinga Fajar,
"Balikan itu fana. Luka abadi."
Beginilah kalau mantan playboy
ketemu dengan tiga jomblo baperan. Yang tak terlupakan adalah diminta
menandatangani buku karya orang lain. Maafkan saya, Mas Kardono.
0 komentar:
Posting Komentar