PERAYAAN tahun
baru 2015 telah kita lalui, tentu, kita menyaksikan begitu banyak panggung
hiburan tersaji di berbagai kota di seluruh tanah air menunggu pergantian tahun
tersebut. Orang-orang pun memadati jalan-jalan dan panggung-panggung hiburan
tersebut, kita pun boleh bertanya, “Akankah tahun baru hanya sebatas menikmati
hiburan?
Arsip tulisan di koran Suara Madura |
Al-Quran
Surat Al-Asr Ayat 1-3, mengingatkan, “Demi waktu, sesungguhnya manusia
berada dalam kerugian, Kecuali orang-orang beriman, beramal shaleh, saling
berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam kesabaran.
Begitulah.
Tuhan menegaskan tentang waktu yang seringkali berganti dan anjuran bagaimana
manusia melewati waktu tersebut agar dimanfaatkan untuk berjuang mengamalkan
kebaikan dan menghargai waktu dan hidup. Adapun panggung hiburan dan gegap
gempita saat menyambut tahun baru, hanya perayaan untuk mencari kesenangan
semata. Kalaupun manusia merayakannya. Itu hanya sebatas bukti, bahwa tidak semua
manusia suka pada sepi. Ruang bertakakur dan memikirkan nasib diri. Terlebih,
sepi terlalu melangit. Sedangkan manusia hidup dengan ruang dunia yang
berhampar gemerlap kemewahan. Sudahkah kita menyusun resolusi hidup di tahun
baru yang baru saja kita rayakan tersebut?
Itulah
semangat yang perlu ditanamkan dalam diri kita. Agar senantiasa menghargai
hidup dari waktu ke waktu. Menghargai hidup, berarti membuat hidup lebih
sejahtera, berkembang dan maju. Bagi orang-orang yang berpikiran maju, hidup
harus senantiasa dimaknai sebagai tangga demi tangga untuk mencapai target
kesuksesan yang kita impikan.
Proses
yang Tidak Pernah Berhenti …
Salah satu
target dalam hidup adalah meraih sukses. Sukses di tempat yang kita impikan.
Sukses di bidang yang kita minati. Tentu, keberhasilan semacam itu, tidak
sekadar pengharapan semata melainkan harus dilalui dengan perjuangan dan
semangat berproses dari tahun ke tahun untuk meningkatkan diri.
Tahun
baru, seharusnya dimaknai sebagai langkah untuk menghadirkan semangat baru
menuntaskan apa-apa yang telah kita mulai. Kita harus bangkit dan tumbuh
sebagai insan pembelajar, ya. Kita belajar untuk menjadi pribadi yang setia
pada proses untuk menjadi lebih baik, belajar pada apa yang telah kita lalui
dan menikmati prosesnya agar lebih maju. Kehidupan ini senantiasa berubah, kita
yang hanya diam, akan tertinggal oleh perubahan zaman tersebut.
Saat waktu
terus berganti dalam hitungan detik, menit dan jam maka kita perlu memikirkan
terus menerus, sejauh mana kita sudah melakukan kerja-kerja besar untuk
mewujudkan mimpi-mimpi tersebut.
Tahun baru
hanya soal waktu, dan waktu seperti diungkapkan oleh Norman Vince Peale saat
mengutip pendapat Russel M. Kemp, “Waktu tidak berwenang menyeret kita untuk
menjadi tua. Kita tidak hidup oleh karena waktu. Tetapi kita hidup dalam
kekuatan tuhan yang senantiasa ditanamkan dalam diri kita. Kekuatan hidup tidak
diatur dari sistem waktu. Sebab tuhan, seribu tahun itu sama saja
dengan waktu satu hari kemarin bagi manusia.
Jadi, saat
kita merayakan tahun baru, sebenarnya ada kekuatan tuhan yang disematkan pada
diri kita untuk lebih bertanggung jawab menggunakan dan memanfaatkan waktu
tersebut untuk urusan yang lebih baik. Maka, tak ada kesempatan lagi untuk
menyia-nyiakan semua apa yang telah diberikan tuhan tersebut. Kita harus
bangkit dan terus berkembang. Dengan cara apa, dengan cara setia kepada
resolusi mimpi yang telah kita buat.
Mungkin,
kita masih kurang maksimal saat mewujudkan mimpi tahun lalu. Tahun baru hadir
untuk memberikan kesempatan kepada kita kembali, untuk terus bergerak agar
mimpi itu terwujud. Tentu, kita harus membangunkan diri kita, agar terus
bekerja keras agar semua apa yang kita impikan bisa terwujud. Seperti ditulis
J. Syahban dalam bukunya Energi Ketuhanan untuk berbisnis saat mengutip
ungkapan penyair Lebanon, Khahlil Gibran (1833-1931), “Ketika kita bekerja,
sesungguhnya engkau sedang mewujudkan mimpi-mimpi milik dunia, yang selalu
menuntut kepadamu tentang kapan mimpi itu kapan terwujud.”
Pada
akhirnya, esensi hidup adalah sejauh mana kita selalu ingat kepada tuhan,
beramal shaleh dan saling berbagi nasehat agar kita menjadi hamba yang baik dan
terus bersabar. Sebab, hanya dengan bersabar, manusia akan mampu menuai semua
impian demi impian yang diharapkan.
Tulisan
ini dimuat di Harian Suara Madura tanggal 27 Januari 2015
0 komentar:
Posting Komentar