Selasa, 20 Desember 2016

Mimpi Sejuta Dollar, Sebuah Cerita Penuh Haru

Pernah aku berbicara kepada Alva, “Seandainya impian kita hanya khayalan di siang bolong, apa yang akan kita lakukan?

“Realistis dan terus berusaha,” Jawab Alva.

“Jangan-jangan, bukan hanya janji sukses Anthony Robbin yang tidak akan terjadi, tetapi bertemu dia mungkin juga hanya mimpi,” aku tertawa. “Mungkin saja selama ini kita hanya benar-benar bermimpi dan berhenti sebatas mimpi.”

Petikan dialog di atas tersaji dengan sangat menarik di dalam buku “Mimpi Sejuta Dollar” tentang Merry Riana, gadis sukses berpenghasilan 1 juta dollar pada usia 26 tahun. 

Buku karya Alberthiene Endah ini bercerita awal mula Merry Riana mengejar cita-cita terbesarnya, termasuk keinginannya mengikuti pelatihan seorang motivator kelas dunia, Antony Robbin. Yang kemudian menjadi inspirasi untuk keberhasilannya di tahun-tahun selanjutnya. 

Percakapan itu juga menggambarkan keraguan Merry Riana, impiannya bakal terwujud, terutama saat berharap bisa bertemu Anthony Robbin karena seringnya ia gagal. Menurut kabar untuk sekadar mengikuti pelatihan Antony Robbin harus membayar sebesar 2.500 dolar atau 17,5 juta rupiah.

Merry Riana bertekad untuk mencapai kesuksesan di usia 26 tahun. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari usahanya yang benar-benar dasyat. 

Ia memulai dengan satu tekad, yaitu sukses secara finansial di usia muda. Diceritakan, ‘Ia juga berkali-kali gagal ketika pertama kali memulai usaha, termasuk gagal uang 70 juta saat mencoba berbisnis saham."

Sejumlah penolakan serta kegagalan, menjadikan Merry Riana kenyang dengan berbagai pengalaman berharga, sehingga ia bisa mencari terobosan demi terobosan untuk mewujudkan impiannya. Sukses di usia muda. Setiap ia gagal, ia bukan malah berputus asa atau berhenti untuk mencari kesuksesan. 

Ia melompat lebih tinggi dengan melihat dan mengevaluasi setiap pembelajaran kegagalan yang dialami. 

Hasilnya, kita lihat saat ini. Merry Riana, sebagai mana dimuat di koran nasional Singapura, Straits Times pada 26 Januari 2007 bahwa ia berhasil menghasilkan satu juta dollar pertamanya di usia 26.

 



Kabar yang Tak Terduga

Satu hal yang layak dilihat dari perjalanan Merry Riana meraih kesuksesan, yaitu keterlibatan Alva, kekasih yang kini menjadi suaminya. 

Sejak kuliah di Nahyang Teknological University (NTU) di Singapura. Merry bertemu dengan sosok pemuda bernama, Alva Tjenerasa. Pertemuan itu bermula, ketika ia mencari sesuatu yang mendamaikan hati, salah satunya melalui kegiatan untuk mendalami pemahaman keagamaan di kampusnya. Sehingga dari itu, ia lebih rajin pergi ke Gereja untuk berdoa dan memahami Al-Kitab. Termasuk berdoa untuk mewujudkan cita-cita.

Selanjutnya, pertemuan dengan Alva, seolah memberikan berkah tersendiri bagi Merry. Alva digambarkan sebagai patner yang pinter memberikan motivasi serta menjadi teman diskusi yang menyenangkan. 

Merry menikmati hari-harinya di kampus bersama Alva, termasuk saat pertama kali memimpikan harapan terbesar mereka berdua, menjadi pengusaha sukses di usia muda.

Suatu ketika, ibunya menelpon ria – panggilan akrab Merry Riana. Ibunda Merry mendengar kabar jika anaknya bekerja sebagai asuransi pada sebuah perusahaan. 

Hal ini, diketahui setelah Luki, mahasiswa asal Indonesia merasa tertekan mendapat tawaran dari ria, untuk ikut asuransi juga. Lalu diceritakan kepada ibunya sendiri. 

Nah, ibu luki kemudian menceritakan juga kepada ibunda ria, terkait persoalan yang dihadapi anaknya akibat ulah tingkah ria. Ibunya pun menyuruh ria untuk menghentikan semua usaha itu. 

Mendengar hal tersebut, ria menjadi merasa tidak enak diri. Setelah selesai ibunya menelpon, kemudian ia menangis dan menangis mengingat semua ini dilakukan untuk membahagiakan orang tua, yaitu bebas finansial di usia muda. Namun, ibunya malah melarangnya.

Ketika Merry bersedih, Alva datang untuk memberikan motivasi.

“Alva, menemuiku malam itu, dan dia melihat mataku bengkak karena habis menangis. Kuceritakan semuanya kepada Alva. “ Apakah pilihan ini jelas bisa menjadi penjaga masa depan kita alva, sudah hampir masuk tiga bulan ketiga tapi apa yang kita raih masih begini-begini saja,” Aku mulai mulai merunduk.

Alva menatapku dengan simpati. Ia menghela nafas. “Ria, aku sadar, segala rasa sakit di hati dari pekerjaan ini kamu merasakan. 

Tapi ketahuilah ria, kamu sangat luar biasa. Dari apa yang sudah kamu raih selama dua bulan ini, kamu sebetulnya sudah mencatat pencapaian yang tidak kalah dengan sales senior. Ingatlah tujuan kita untuk mencapai kesuksesan di usia muda dan membahagiakan keluarga.”

Kalimat Alva membangunkan energiku lagi. Perlahan-lahan kuhapus air mataku dan kutata lagi hidupku. Ya, hal semacam ini akan banyak terjadi dan aku harus siap. 

Itulah kisah kesuksesan Merry Riana dengan dukungan cinta yang luar biasa, bagaimana denganmu?

Fendi Chovi, (Artikel ini ditulis untuk meresensi buku Mimpi Sejuta Dollar)


 

0 komentar:

Posting Komentar